yang dahulu cerita dahulu
satu tajuk yang aku tuliskan dalam kamus hidup aku
tajuk yang banyak mencelikkan mata ini
yang banyak mendewasakan kanak kanak ini
yang banyak menyedarkan betapa dunia ibarat gula gula
hanya manis sementara
bila habis
rindunya aku yang rasa
apa yang dulu aku pandang
apa yang dulu aku pegang
apa yang dulu aku pernah hilang
semuanya bagai sudah terukir
terlalu susah untuk aku hilangkan
jika aku mampu sekalipun
mungkin aku perlu kikiskan lagi
seperti luka yang perlu dilukakan lagi
mungkin hanya untuk kamu
mungkin aku mampu
koyak
sepuluh
ku pecah satu
dua datang
terkulai layu
semua ku cerai
menjadi satu
menunggu
yang satu datang
bila yang tiga aku pegang
duduk dan diam
ku picit walau kelam
membakar
dan terus terbaring
melihat sang bunga terbakar dan mekar
ku pecah satu
dua datang
terkulai layu
semua ku cerai
menjadi satu
menunggu
yang satu datang
bila yang tiga aku pegang
duduk dan diam
ku picit walau kelam
membakar
dan terus terbaring
melihat sang bunga terbakar dan mekar
sudah
bosan
termangu
mungkin kerna aku sudah letih menunggu
atau berlari
bermandikan peluh
yang tidak walau satu titis pun dia nampak
laju
turun membasahi dagu
menceritakan letih aku
koyak mata ini
kerna kamu
yang memaksa kerja urat sarafku
sakit
aku rasa pedih
mujur ada dia
yang sedia menunggu
dan bila nanti
yang ditunggu sudah layu
aku harap kau sedar
yang tulisan ini
adalah yang terakhir untukmu
termangu
mungkin kerna aku sudah letih menunggu
atau berlari
bermandikan peluh
yang tidak walau satu titis pun dia nampak
laju
turun membasahi dagu
menceritakan letih aku
koyak mata ini
kerna kamu
yang memaksa kerja urat sarafku
sakit
aku rasa pedih
mujur ada dia
yang sedia menunggu
dan bila nanti
yang ditunggu sudah layu
aku harap kau sedar
yang tulisan ini
adalah yang terakhir untukmu
Langgan:
Catatan (Atom)