mendamba sang bulan.

bulan itu,
yang selalu aku tunggu kehadirannya.
bulan itu,
yang selalu aku tunggu kala malam menjelma.
namun bulan itu hilang lagi,
membiarkan sang pujangga terpinga-pinga,
membuat sang serigala meraung hiba,
membuat malam hilang serinya.
bulan itu muncul kembali,
hanya untuk seketika,
hanya untuk melontarkan senyum manisnya,
hanya untuk membuat sang gila mencipta bahasa.
bulan itu hilang lagi,mungkin bersembunyi di belakang awan.

tak apa,aku akan tunggu kau ,
sampai kau keluar kembali
supaya dapat aku meluahkan segala isi hati yang datang dari otak sempit ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan